Wednesday, March 30, 2011

Test Ride Honda CBR 250R

Jajal CBR 250R Di Jalan Perkotaan

Ada kabar burung kalau PT Astra Honda Motor (AHM) bakal meluncurkan Honda CBR250R ke Tanah Air dalam waktu dekat ini. Namanya kabar burung, sama seperti gosip. Kalau benar jadi fakta, kalau tidak ya tetap gosip.

Tapi, MOTOR Plus bakal siapkan bahan pertimbangan bagi sobat, tentang performa sport yang mengusung engine 250 cc ini. Terutama, dipakai buat menjelajah perkotaan yang sarat kemacetan.

Pro Bike, salah satu importir motor CBU mempersilakan MOTOR Plus menjajal motor yang diimport dari Thailand ini. Sekalian, sobat yang tidak sabar mau meminang, sambangi aja showroom yang terletak di Jl. Arteri Kelapa Dua No. 88, Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu.

Bicara handling, terkesan serius. Sebab, CBR250R usung genre sport tipe sporty. Ya, macam pacuan balap. Tapi, postur tubuh yang 180 cm/64 kg, ergonomi masih tergolong nyaman kok.

Begitu juga KR15, crew MOTOR Plus berspek 162 cm/ 63 kg yang jajal di Sirkuit Bira, Thailand beberapa waktu lalu. Tinggi jok ke tanah 0,780 meter, membuat badan tidak terlalu merunduk. Itu karena setang agak tergolong tinggi, meski aplikasi model jepit ke as sok.

Buat selap-selip di kemacetan, butuh rasa percaya diri. Bukan karena berat! Sebab, bobot kosong CBR No Pek Go ini cuma 161 kg. Jadi, masih tergolong ringan. Terlebih, dibantu gerak badan.

Jadi, enggak hanya tangan yang kontrol arah kendaraan. Pertimbangan itu, lebih disebabkan dari faktor spion di fairing depan. Spion, tergolong melebar. Sehingga, khawatir mentok bodi mobil.

Suspensi monosok didukung Pro-link buat belakang dan teleskopik di haluan tergolong empuk meredam perbedaan kontur jalan. Juga, jalan berlubang. Tapi meski empuk, rebound dan redaman juga mantap ketika diajak menikung.

Rebound terasa empuk bermain ketika selongsong grip gas dibejek jelang keluar tikungan. Ini bikin rasa percaya diri bertambah. Tidak perlu ragu buat bejek habis pacuan yang didukung ban depan 110/70-17 dan belakang 140/70-17.

Memasuki malam, spidometer yang punya rpm analog dan odometer digital ikut memandu berkendara. Semua informasi, jelas dibaca dari desainnya yang ciamik. Data bensin, suhu mesin, jam, trip meter hingga angka kecepatan terbaca jelas di panel berlatar LCD biru itu.

Oh ya! Selama perjalanan, rasa khwatir mesin berkompresi 10,7 : 1 itu overheat enggak muncul. Sebab, CBR250R juga aplikasi kipas yang mendinginkan radiator. Kipas mulai bekerja ketika suhu mesin tertentu. Keluar kota yukz!

Enggak afdal jika bicara Honda CBR250R tapi gak ngomong akselerasi. Meski mengusung mesin 4-tak, DOHC, satu silinder, 4 klep, tapi CBR250R cukup mengumbar power besar.

Terlebih ketika sentuh putaran menengah ke atas. Power terasa tersalur sempurna seiring Pertamax yang masuk ke ruang bakar, melalui semburan sistem injeksi tipe PGM-FI.

Bertemu jalan lurus sekitar 300 meter, mesin bore 76 mm dan stroke 55 mm ini dipacu keras. Angka 130 km/jam mudah diraih. Padahal, saat itu masih dalam posisi gigi 4! Kurang rasanya trek lurus yang dilalui. Top-speed belum tercapai. Setidaknya, dengan dua gigi tersisa, kecepatan puncak tentu bisa lebih dari 160 km/jam tuh! Hmmmm....

Sedikit merinci. Buat gigi I saja, tembus 52 km/jam sebelum di putus limiter CDI. Lalu, gigi II capai 82 km/ jam. Sedang gigi III, sanggup hingga 120 km/ jam. Penasaran akan data valid.

Berbekal Vericom VC3000, akselerasi coba diukur presisi. Mulai dari 0–100 meter. Buat capai jarak 100 meter, CBR250R hanya butuhkan waktu 6,54 detik di kecepatan 88 km/ jam.

Berlanjut ke jarak 0–201 meter. Jarak yang biasa dipakai di drag ini, tembus 10,33 detik. Kecepatan yang tercipta, 106,5 km/jam. Terakhir, coba mengukur melalui kecepatan. Yaitu, 0–60 km/jam. Buat capai kecepatan 60 km/jam, CBR250R hanya butuh waktu 3,30 detik dengan jarak 31,1 meter. Dari keseluruhan data yang tercipta, hasil yang cukup fantastis jika dibandingkan kompetitor yang sudah lebih dulu beredar.

0 comments: